Rangkuman
REKAM MEDIS
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (269 MENKES 2008)
A. Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam Medis
1. Sentralisasi
1. Sentralisasi
Penyimpanan berkas rekam medis seorang
pasien dalam satu kesatuan baik catatan – catatan kunjungan
poliklinik maupun catatan – catatan selama seorang dirawat.
2. Desentralisasi
Berkas rekam medis rawat jalan dan rawat inap disimpan di tempat penyimpanan
yang tepisah.
B. Sistem Penjajaran Dokumen Rekam Medis
- (Straight Numerical Filing System) Sistem Angka Langsung
- (Midle Digit Filing System) Sistem Angka Tengah
- (Terminal Digit Filing System) Sistem Angka Akhir
C. Sistem Penomoran Rekam Medis
- (Serial Numbering System) SNS Pemberian Nomor Cara Seri
- (Unit Numbering System) UNS Pemberian Nomor Cara Unit
- (Serial Unit Numbering System) SUNS Pemberian Nomor Cara Seri Unit
HP
Menunjukkan banyaknya beban merawat pasien dalam suatu periode.
Menunjukkan banyaknya beban merawat pasien dalam suatu periode.
Satuan untuk HP adalah “hari-pasien”.
LD
Lamanya seorang pasien dirawat inap pada satu episode perawatan.
Lamanya seorang pasien dirawat inap pada satu episode perawatan.
BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR = (ΣHP / (ΣTT X Σ hari dalam satu periode)) X 100%
60-85% (Depkes RI, 2005).
AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)
AVLOS = ΣLD / Σ pasien keluar (H + M)
6-9 hari (Depkes RI, 2005).
TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
TOI = ((ΣTT x Periode) – HP) / Σ pasien keluar (H + M)
1-3 hari (Depkes RI, 2005).
BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
BTO = Σ pasien keluar (H + M) / ΣTT
40-50 kali (Depkes RI, 2005).
NDR (Net Death Rate = Kematian 48 jam setelah dirawat )
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 1000 ‰
GDR (Gross Death Rate = Kematian umum)
GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000 ‰
Selain menggunakan beberapa indikator dan grafik yang menyajikan informasi dari data yang diolah, salah satu alat pemantau efisiensi yang dapat digunakan di unit rekam medis adalah grafik Barber Johnson, yang menempatkan empat parameter yaitu BOR, LOS, TOI dan BTO pada satu titik
BOR (Bed Occupancy Rate) Standar: 75-85%
Rata-rata penggunaan tempat tidur
Angkat BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh maysarakat.
Angka BOR yang tinggi (>85%) menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan RS dan penambahan tempat tidur
ALOS (Average Length of Stay) Standar: 3-12 hari
Rata-rata Lama dirawat
Angka LOS yang tinggi (>12 hari) menunjukkan tingkat ketidak efisiensinya suatu pelayanan rumah sakit
TOI (Turn Over Interval) Standar: 1-3 hari
Interval penggunaan tempat tidur
Angkat TOI yang tinggi (>3hari) menunjukkan tingkat ketidak efisiensinya penggunaan tempat tidur rumah sakit
BTO (Bed Turn Over) Standar: 30 kali
Frekuensi pemakaian tempat tidur pada suatu rumah sakit
Angkat BTO yang tinggi (>30 kali) menunjukkan tingkat ketidak efisiensinya penggunaan tempat tidur rumah sakit
GDR (Gross Death Rate) Standar: <2.5%
Semakin rendah GDR, berarti mutu pelayanan rumah sakit semakin baik.
Angka ini bisa digunakan untuk menilai mutu pelayanan jika angka kematian < 48jam tinggi
NDR (Net Death Rate) Standar: <4.5%
Semakin rendah NDR, suatu rumah sakit berarti mutu pelayananannya semakin baik(PakSyaf)
BOR = (ΣHP / (ΣTT X Σ hari dalam satu periode)) X 100%
60-85% (Depkes RI, 2005).
AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)
AVLOS = ΣLD / Σ pasien keluar (H + M)
6-9 hari (Depkes RI, 2005).
TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
TOI = ((ΣTT x Periode) – HP) / Σ pasien keluar (H + M)
1-3 hari (Depkes RI, 2005).
BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
BTO = Σ pasien keluar (H + M) / ΣTT
40-50 kali (Depkes RI, 2005).
NDR (Net Death Rate = Kematian 48 jam setelah dirawat )
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 1000 ‰
GDR (Gross Death Rate = Kematian umum)
GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000 ‰
Selain menggunakan beberapa indikator dan grafik yang menyajikan informasi dari data yang diolah, salah satu alat pemantau efisiensi yang dapat digunakan di unit rekam medis adalah grafik Barber Johnson, yang menempatkan empat parameter yaitu BOR, LOS, TOI dan BTO pada satu titik
BOR (Bed Occupancy Rate) Standar: 75-85%
Rata-rata penggunaan tempat tidur
Angkat BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh maysarakat.
Angka BOR yang tinggi (>85%) menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan RS dan penambahan tempat tidur
ALOS (Average Length of Stay) Standar: 3-12 hari
Rata-rata Lama dirawat
Angka LOS yang tinggi (>12 hari) menunjukkan tingkat ketidak efisiensinya suatu pelayanan rumah sakit
TOI (Turn Over Interval) Standar: 1-3 hari
Interval penggunaan tempat tidur
Angkat TOI yang tinggi (>3hari) menunjukkan tingkat ketidak efisiensinya penggunaan tempat tidur rumah sakit
BTO (Bed Turn Over) Standar: 30 kali
Frekuensi pemakaian tempat tidur pada suatu rumah sakit
Angkat BTO yang tinggi (>30 kali) menunjukkan tingkat ketidak efisiensinya penggunaan tempat tidur rumah sakit
GDR (Gross Death Rate) Standar: <2.5%
Semakin rendah GDR, berarti mutu pelayanan rumah sakit semakin baik.
Angka ini bisa digunakan untuk menilai mutu pelayanan jika angka kematian < 48jam tinggi
NDR (Net Death Rate) Standar: <4.5%
Semakin rendah NDR, suatu rumah sakit berarti mutu pelayananannya semakin baik(PakSyaf)
ASSEMBLING
INDEXING
CODING

Komentar
Posting Komentar